28 July 2006

Kenapa kita harus menunggu?





sebab dicintai adalah lebih baikdaripada mencintai yang salah
tetapi lebih baik lagi dicintai
daripada mencintai tanpa pilihan



kita memang harus menunggu untuk menemukan yang paling baik
bahkan banyak hal-hal yang indah
berlangsung setelah kita menunggu lama


kota Roma tidak dibangun dalam sehari
pun pohon tidak tumbuh dalam semalam
kehidupan harus menanti didalam rahim selama 9 bulan



dan Tuhan pun tahu bahwa penantian kita tidak akan sia-sia
Selalu ada harga yang pantas untuk penantian kita
dan bila Ia mengambil sesuatu
Ia pasti telah menyiapkan yang lebih baik sebagai gantinya




Everybody need a LOSER



Apakah anda pernah ikut sebuah perlombaan dimana anda adalah satu-satunya peserta?
Hasilnya pasti bisa ditebak^_^ kalau panitianya kasihan pada anda, anda bisa menjadi juara tunggal. Tapi bukan tidak mungkin kalau panitianya lantas membubarkan pertandingan karena ogah rugi (kalo nggak ada peserta tapi suruh bagi-bagi hadiah, gimana nggak rugi?).
Dalam lomba, pertandingan, apalagi kejuaraan, pasti ada yang namanya persaingan. Saling berusaha mengalahkan, berusaha untuk menjadi lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat (Citius, Altius, Fortius). Bisa dibayangkan jika dalam sebuah kejuaraan lantas seluruh peserta bekerja sama, bukannya saling bersaing untuk mendapatkan tempat teratas tetapi saling bahu-membahu (ingat!!! ini sangat berbeda dengan bau-membau) untuk memenangkan salah satu peserta. Wah pasti ini bukan lagi sebuah pertandingan^_^.
Bagi saya, dalam sebuah pertandingan, entah sebagai penonton atau terlebih lagi sebagai peserta, pertandingan bukanlah sekedar mencari kemenangan apalagi sekdar mencari hadiah~_~; Bertemu lawan, bersaing, saling berusaha untuk menjadi lebih unggul adalah sebagian kecil hal yang menyenangkan dari sebuah pertandingan, sedangkan kemenangan cuma sebuah bonus atau hadiah bagi perjuangan kita. Tentu saja hal ini hanya berlaku bila anda berjuang dan berusaha, dan bukan malah memenangkan pertandingan dengan cara lewat jalan belakang.
Dalam hidup kita juga sering dihadapkan pada "pertandingan-pertandingan", mulai dari usaha dalam mendapatkan nilai bagus atau juara kelas waktu anda bersekolah, mendapatkan pasangan hidup anda, mendapatkan pekerjaan, memenangkan tender atau bahkan pada hal-hal kecil semacam kejuaraan balap karung se-RT, atau lomba panjat kelapa (Ya KELAPA, bukan pohon kelapa). Dalam pertandingan maupun dalam kehidupan kita selalu ingin menjadi pemenang "Everybody want to be a WINNER". Sayangnya dalam setiap pertandingan cuma ada satu pemenang utama. Juara 2, 3,4...dst juga pemenang, tapi bukan pemenang yang sepenuhnya karena masih ada yang mengalahkan mereka.
Menjadi juara memang menyenangkan, tapi apa yang terjadi ketika anda menjadi pecundang? Kalah adalah sebuah konsekuensi dari sebuah pertandingan, ketika kita memutuskan untuk ikut dalam sebuah persaingan kalah adalah hal yang wajar. Menjadi pecundang nggak selalu buruk kok, bahkan hal tersebut seringkali menyisakan hal manis yang tetap akan membuat anda tersenyum. Coba ingat-ingat ketika anda kalah, ketika anda kebagian peran sebagai seorang loser, apakah yang muncul dalam ingatan anda? pahitnya kekalahan? Cibiran orang-orang disekitar anda? rasa putus asa, tidak pd, minder? Kalau perasaan tersebut yang muncul, mungkin ada yang salah dalam usaha anda memenangkan "pertandingan" tersebut, mungkin juga ada yang salah dalam cara anda menyikapi kekalahan tersebut.
Tapi jika yang muncul dalam ingatan anda adalah kebahagiaan karena anda telah mengerahkan segala daya dan upaya, karena anda telah bertemu lawan yang layak dijadikan rival, lawan yang bisa dijadikan tolak ukur dalam mengejar target anda, atau kebanggaan karena meskipun anda kalah, anda telah kalah secara terhormat dan menjadi respectable loser (emang ada ya? ~_~;) mungkin kemenangan cuma masalah waktu bagi anda.
Dan meskipun menjadi pecundang kadang tidak menyenangkan keberadaannya selalu diperlukan. Lho? kok diperlukan? Apakah anda bisa membayangkan sebuah dunia tanpa pecundang "the world without loser" wow^o^ kedengarannya fantastis. Sama seperti ide-ide klasik macam dunia tanpa kejahatan, tanpa kemiskinan, dan tanpa semua hal buruk, tanpa itu semua mungkin dunia sudah tidak layak lagi disebut dunia, it's Heaven. Lagipula anda baru bisa menjadi pemenang jika ada yang kalah kan?. Mungkin juga anda akan langsung menyanggah " sekarang kan jamannya menyelesaikan sesuatu dengan win-win solution" Yup anda benar^_^ tapi jangan keburu senang, sebab itu bukan persaingan tapi kesepakatan, bargaining, atau kerjasama.
Jadi tolong jawab dengan jujur, apakah anda pernah senang(well, at least smile) karena anda telah berhasil mengalahkan lawan atau saingan anda? Setidaknya ada kepuasan tersendiri ketika kita menang, kita merasa puas, senang, padahal pada saat yang bersamaan ada orang yang kalah. He...he...he kejam yah kita^_^ tertawa diatas penderitaan orang lain^_^. Nggak kok, kita nggak kejam, justru dengan menang kita memberi tempat pada para pecundang (duh~_~;) semakin baik kemenangan kita maka akan semakin terhormat bagi yang kita kalahkan. Dengan adanya pecundang atau loser kita juga jadi lebih mawas diri, lebih waspada, menjadi siap akan kemungkinan bahwa suatu saat kita mungkin juga menjadi seorang pecundang. Mereka juga memberi kita nilai lebih pada kemenangan kita, semakin hebat mereka semakin hebat pula kemenangan kita.
So.... everybody need a LOSER, agree? ^_^

24 July 2006

Aku Orang Kaya

Ugh, kepalaku pusing sekali. Rasanya begitu berat untuk digerakkan, belum lagi dentuman yang begitu bertubi-tubi menghajar kedua sisi kepalaku.tapi kenapa diantara dentuman tadi ada suara mobil?, seingatku mang Dading tidak pernah menyiapkan mobil sepagi ini. Lamat-lamat kesadaranku bertambah dan aku baru sadar bahwa aku tidak di kamarku, tanganku kugerakkan perlahan tapi yang terasa justru gemerisik kasar rerumputan. Aku langsung bangun terduduk, ahhh....pandanganku langsung gelap. Mungkin gara-gara aku bangun mendadak, kurang kalsium kata dokterku. Huh, aku tidak pernah percaya pada dia, itu kan pandai-pandainya dia ngomong saja. Yang penting buat dia kan aku selalu kontrol tiap bulan, beli obat, vitamind dan pil-pil yang jumlahnya malah lebih banyak dari sarapanku. Dan tiap kali dia berkunjung selalu ada hal-hal baru yang diomongkannya stress lah, darah rendah kadang juga dia ngomong cas cis cus pake bahasa orang mati. Yah bahasa-bahasa macam latin, romawi atau sansekerta entah yang mana yang dia pakai mungkin juga ketriganya toh tidak ada lagi orang hidup yang berkomunikasi dengan bahasa itu,barangkali dia nyerocos dengan bahasa itu biar dia terlihat terpelajar.

Setelah pusingku sedikit mereda, aku melihat sekeliling. Rumput, pagar, trotoar, jalan raya....kenapa aku bisa disini?. Di gedung itu ada huruf berkilauan dengan ukuran yang pasti membuat semua pelintas jalan menoleh, kubaca tulisannya "Hanggend-Abrush Bank". Kuusap kepalaku sambil menggumam, "Jangan-jangan ini gara-gara minum-minum semalam". Biasalah waktu tutup buku, waktu bagi-bagi keuntungan wajarlah kalo pestanya jadi sedikit liar. Tapi rasanya aku cuma minum sedikt semalam, atau ini gara-gara Ranti, hem iya pasyti gara-gara dia. Sialan licik sekali stafku yang satu ini selalu saja ada akalnya untuk menghindariku, pantas semalam aku terus-terusan disuruhnya minum, padahal menciumnya pun aku belum sempat. Awas kamu Ranti, kamu nggak bakalan memperoleh posisi sekretaris utama sebelum aku bisa mengencanimu, lagipula Lena masih mau menuruti semua permintaanku ha...ha...haa..

Rupanya aku tertidur di depan kantor, sial masa sekumpulan manajer yang kugaji plus plus itu nggak ada seorangpun yang bisa mengantarku pulang, atau meraka semua sedang terkapar karena habis bercinta semalaman. Sial lama-lama kantorku jadi sarang maksiat nantinya, tapi aku sudah menyumbang buat tempat-tempat ibadfah kok, biar mereka balas menyumbang doa untuk menghapus dosaku, sumbangan juga investasi toh?. Aku pun bergegas bangun, dan pergi sambil mengendap-endap, bahaya kalo sampai para satpam tahu. Mau ditaruh dimana mukaku ini kalau sampai disapa satpam pada kondisi seprti ini, "selamat pagi pak direktur, kok kelihatannya agak berbeda hari ini pak?" Gawat, gawat...


Setelah berjalan beberapa lagkah pandanganku tertuju pada sebuah warung nasi padang yang baru buka, oh ini warung padang tempat anak-anak OB sering makan, kata mereka selain lauknya enak disini mereka juga bisa ngebon, tapi biarpun enak aku ini kan direktur, masa makan di warung? harusnya aku ini kan bersantap di restoran hotel berbintang. yang serba ekslusif, yag tinggal menjentikkan jari lantas pelayannya datang sendiri, yang koki dan manajernya bisa kita marah-marahi cuma karena supnya yang kurnag asin. Wajar kok kan kita yang bayar, apalagi saya ini direktur berani apa dia. Kalau masih belum puas marah, bisa saya beli hotel itu, saya pecat dia dan kalau perlu saya jamin dia tidak akan diterima bekerja di restoran atau hotel yang lain. Atau jangan-jangan tukang masak warung ini juga bekas koki eh bukan chef sebuah restoran ternama yang kemudian di phk. Kalau begitu bolehlah sekali ini saya makan di warung pinggir jalan, solan higienis atau tidak itu biar jadi urusan dokter pribadi saya saja


Dengan langkah tegak aku langsung masuk dan duduk disalah satu kursi. Baru sebentar pantatku menyentuh kursi, si mamak langsung membentak "hey mau apa kau kesini, ayo pergi sana. tak jadi beli makan disini orang-orang nanti". Lho lancang sekali si mamak itu bicara saja belum aku sudah diusir. Memangnya dia tidak tahu siapa aku, atau jangan jangan ini gara-gara aku belum mandi? Ah tapi uang selalu bisa menyelesaikan semuanya. Kurogoh sakuku, sial ternyata sakuku berlubang. pantas saja aku diusir pasti ini gara-gara dia tahu aku tidak punya uang, wah mungkin lain kali dia bisaku rekrut untuk menjadi kepala front ofice. Biar front oficeku tidak cuma berisi gaddis-gadis cantik yang justru lebih sering menatrik lelaki-lelaki iseng, tidak berduit pula.Benar-benar ide cemerlang batinku, dengan adanya si mamak aku bisa langsung menilai kredibilitas tamu-tamuku, apakah mereka penghutang nekat yang mau menjaminkan rumah bapak ibunya atau memang calon klien kelas paus(jaman sekarang kalau cuma kakap kurang menjajikan)

Aku keluar lagi dari warung itu, Oo..oo..rupanya uangku berserakan dibawah pohon langsung kuambil, kuhitung hitung tinggal 5 lembar. Ah yang lainnya pasti sudah diambil para gembel dan pengemis ah biarlah sekali-sekali berbagi dengan mereka tidak mengapa. Biar saja unag yang meraka ambil itu jadi bonus dari hasil penggelapan pajak, oh bukan, bukan penggelapan. yah cuma sedikit nego-nego dengan petugas pajak, ngobrol-ngobrol sedikit, makan-makan di kafe, kasih tips, kasih hiburan, beress. Oh bukan, ini bukan kolusi bukan anda juga pernah belanja di toko kan? kalau anda sudah kenal baik pasti ada sedikit diskon kecil-kecilan kan? nah semacam itulah, diskon kecil-kecilan. Sekarang aku sudah punya uang, pasti sekarang si mamak mau melayani aku, apa sih yang nggak bisa kita perbuat kalau kita punya uang. Langsung kuangsurkan uang tersebut "Nih mak! sekarang cepat siapkan makan" aku kemudian duduk sambil tersenyum puas.

Rupanya si mamak tau bagaimana memperlakukan kostumer, dia langsung keluar sambil bergegas, mau memamnggil ajudannya mungkin. Beberapa menit berselang si m amak datang ditemani dua orang polisi, pasti si mamak merasa bahwa aku ini orang penting jadi privasinya harus terjaga, bagus mak, bagus. " Ayo pak polisi mari makan sama-sama, tenang saja biar saya yang bayar, saya ini direktur pak, tenang saja" Eh ditawari makan begitu mereka malah ambil posisi siap "Pak mari ikut kami pak, biar kami yang mengantar bapak"
jelas saja saya makin heran" kantor saya kan disebelah situ, gimana sih kalian ini, saya ini kan direktur "Hanggend-Abrush Bank"lha kalian ini mau mengantar kemana?" "Maaf pak kehadiran bapak sudah ditunggu di rumah sakit pak". Aku masih setengah ragu dengan kata-katanya, tapi aku menurut saja waktu bapak polisi itu menggandeng tanganku. "Silakan masuk mobil pak" wah baru kali ini aku naik mobil polisi, bagus juga interiornya, eh ada kaca spion, tapi kenapa bayanganku di spion memakai seragam putih, pak direktur kan seharusnya pake jas dan berdasi?. Mobil mulai berjalan dan kudengar bisik-bisk kedua polisi tersebut "wong gendeng kok ngaku direktur"

09 July 2006

Temporary Jomblo.........duh



+ Kok temporary?
- Ya iya lah, emang situ mau jomblo permanent?

he he status ga jelas nih, klo dipake buat ngejawab cewe-cewe ada kemungkinan buat dianggap lagi ga punya pacar, klo buat ke cowok-cowok bisa ngeles " lagi ga bareng aja " bisa alasan lagi break ato si dia lagi di luar kota(ke luar negeri malah lebih bergengsi, tapi kalo ke luar angkasa kayaknya bakal ketauan deh kalo boong). Btw perlu diketahui bahwa aku cowok lo ^_^

Dulu pas lagi ga sendiri; FYI: We're not break, she just moving to another city, sorry girls ~_~
aku ga terlalu keberatan buat ga ketemuan, malah seringkali aku ngerasa yang penting kan quality not quantity. Ketemuan tiap hari kan ga harus, kalo mengurangi frekuensi ketemuan karena alasan jarak dan waktu kan gak masalah. waktu itu aku ngerasa kalau hubungan kan tetap bisa terjalin biar jauh, ada sms, e-mail, kalau perlu telpon juga bisa.

In fact? sehari-dua sih ga kerasa, cari kesibukan, bebas jalan-jalan, ngeliat-liat (liat apa hayooo)
setelah beberapa hari ga ada kabar........




I close my eyes and I keep seeing things
Rainbow waterfalls Sunny liquid dreams

Confusion creeps inside me raining doubt
Gotta get to you But I don't know how


Call me call me Let me know it's alright
Call me call me Don't you think it's 'bout time

Please...... won't you call and Ease my mind



Reasons for me to find you Peace of mind
What can I do To get me to you
Ten thousand years I've searched it seems and now
Gotta get to you Won't you tell me how



Call me call me Let me know you are there
Call me call me I wanna know you still care

Come on now won't you Ease my mind

Reasons for me to find you Peace of mind
Reasons for livin my life Ease my mind

What can I do To get me to you

Duh..... salah jadwal



he he kirain sekarang jadwalnya final piala dunia (9/7/06), ternyata besok (10/7/06). pada nonton piala dunia ga? Nah biar kamu nonton piala dunia atau nggak, kamu tetap boleh kok baca postingan ini.

Piala dunia atau world cup (dua duanya artinya sama) adalah piala kejuaraan 4 tahunan di cabang olahraga Sepak Bola. Sepak bola adalah satu-satunya (ya satu-satunya, sebab tidak ada yang lain) cabang olahraga yang menggunakan gelar Piala Dunia sebagai gelar pertandingan sepak bola paling akbar. Sepak bola menjadi suatu olahraga yang mendunia mungkin karena faktor alami bola yang berbentuk bulat seperti dunia*. Mungkin seandainya dunia kita berbentuk pipih maka Pele, Maradonna dan kawan-kawannya bakal lebih terkenal di pertandingan karambol.

*Sebenarnya sih menurut buku ilmu alam "berbentuk hampir bulat dengan kedua ujung pepat

Tapi lupakan saja soal buku ilmiah tadi, nah dengan pernyataan tadi maka sudah sewajarnya olahraga yang tidak menggunakan bola tidak bisa ikut disebut piala dunia seperti catur atau balap karung misalnya. Cabang Voli, Basket, Tenis dan Pingpong yang juga menggunakan kebulatan bola mungkin tersinggung, mereka bisa menuduh sepak bola sok gengsi. Tuduhan tersebut jelas keliru, mana mungkin sepak bola mau bergengsi. Di London tahun 1100-an sepak bola cuma populer di jalanan, dimainkan oleh anak-anak pula. Bola lebih sering nyungsep di selokan, belum lagi gawang yg melintang semacam portal sehingga kendararan pada tersangkut, lantas dimana letak gengsinya?
Pada tahun 1846 para pendidik di Trinity College, Cambridge berkumpul untuk menyusun peraturan yang menjamin sepak bola berwawasan kestabilan, ketertiban, dan keamanan, bukan gengsi. Bagian pertama; main bola harus di tempat datar berukuran 110X75 kalah gengsi dengan lapangan golf, diberi tanda berupa garis lurus, bengkok dan lingkaran untuk membedakannya dengan garis lalu lintas, tanpa kejelasan seperti itu dikhwatirkan para pemain kembali ber-arak-arakan di jalan

Bola pun ditentukan besar dan beratnya, terlalubesar pemain bakal kalah pamor, terlalu kecil pasti bakal menyebalkan pemain bakal lebih sering hilir mudik untuk mencari bola. Atau bahkan sembelit karena tak sengaja menelannya. Sepakbola lantas populer di sekujur dunia.
Pada tahun 1930 di Montevidio, Uruguay perebutan piala duniapun dimulai. Setiap 4 tahun sekali para penduduk dunia terserang demam bola. (demam juga tidak mempilkan citra gengsi)

Lantas kenapa sepak bola bisa mendunia? boleh jadi karena secara alami sepakbola merupakan sebuah olahraga total. Mulai dari kecepatan, ketahanan, ketepatan, kekuatan fisik dan mental sampai kerjasama tim menjadi syarat untuk mempersatukan kekuatan kesebelasan. Lebih soal prestasi daripada gengsi

Jadi daripada soal gengsi, piala dunia lebih ke soal prestasi. Kalau sepak bola kita??
Atau mungkin anda mau berkhayal sejenak seandainya Indonesia (entah bagaimana) menjadi penyelenggara Piala Dunia?


Ini ada beberapa comment:

1. "Akhirnya Indonesia maen di Piala Dunia"

2. "Wah... pasti banyak gusuran buat bikin lapangan bola"

3. "Duhhh....Pegawai negeri bakal kena potongan lagi nih"

4. "Di tadion bakal lebih banyak pedagang asongannya daripada penontonnya"

Punya komentar?
Nobody know who I really am

I never felt this empty before


And if I ever need someone to came along
Who's gonna comfort me and keep me strong


And still, the journeys goes on


Even on tranquil day so long
And each new phase of moon shines upon my heart boon



So we offer a prayer
Waiting for a new day to share
Until the brilliant blue sea dries up completely

08 July 2006

SALAH?


Haiiiii.... gimana nih kaburnya?
Eh kayaknya ada yang salah deh, ehm.....yup kesalahan adalah bagian dari hidup kita yah meskipun salah itu salah (...duh?). Maksudnya meskipun membuat kesalahan itu ga baik, berbuat salah itu wajar kok, manusiawi. Trus setelah kita tau kalo kita salah apa yang mesti kita lakuin?.
Pada waktu kita baru mulai melakukan suatu kegiatan kita memang nggak pernah tau gimana hasilnya, kita cuma berharap supaya jadinya seperti ini. Tapi tanpa kita sadari, sebenarnya ada hal-hal yang membuat apa yang kita lakukan itu menjadi gagal. Contohnya pada waktu milih jurusan sebenarnya Si X (pasti bukan nama sebenarnya) lebih suka pada jurusan sosial tapi karena pendapat seorang temannya yang mengatakan bahwa jurusan eksak lebih menguntungkan si X (iya, memng bukan nama sebenarnya) jadi lebih memilih eksak. Memang si X ( sekali lagi! ini benar-benar bukan nama sebenarnya) belum sampai pada tahap dimana ia memperoleh keuntungan. Tapi apa ia harus mengikuti ajakan teman yang mungkin kurang sesuai buat dia?

Jangan terpaksa

Dalam menjalani hidup sebenarnya orang pasti mengalami kesalahan baik disengaja maupun tidak, rumit ataupun sepele. Dalam menghadapinya Cuma ada 2 kemungkinan berhasil atau gagal. Tak mungkin seseorang hidup tanpa masalah karena masalah itu yang bikin hidup lebih berwarna.

Kesalahan sebenarnya merupakan umpan balik dari apa yang kita kerjakan. Orang yang sukses, sebenarnya melakukan lebih banyak kesalahan daripada orang yang gagal ( biasanya sich). Yang bikin mereka sukses sebenarnya bukan jumlah kesalahannya tapi gimana mereka menyikapi kesalahan itu. Dengan belajar dari kesalahannya, ia memperoleh lebih banyak respons begitu mencoba melakukan kemungkinan lain.

Satu-satunya kesulitan yang dialami orang yang gagal, yaitu kalo mereka menganggap kesalahan itu sebagai kejadian penting, sedemikian pentingnya sampai ia lupa ( atau tidak mau ? ) mempertimbangkan sisi positif dari kesalahannya itu.

Kalo kamu mau perhatikan sebenarnya kita belajar lebih banyak pada kesalahan daripada dari keberhasilan. Ketika kita berbuat salah kita renungkan, kita analisa, seharusnya kita juga merencanakan strategi baru. Gimana mestinya biar nggak terulang lagi.

Tapi coba ingat bagaimana kalo kita berhasil melakukan sesuatu. Mungkin kita merayakannya. Kita memperoleh apa yang kita pengenin, tapi cuma sedikit yang kita pelajarin. Yaitu apa yang sebelumnya kita yakini kebenarannya, betul gak ? kita nggak memperoleh satu kemungkinan lagi. Malah mungkin kita jadi terus terpaku pada keyakinan tadi, yang belum tentu berhasil pada masalah yang lain.

Tau gak apa kata T Alfa Edison waktu ia ditanya gimana rasanya mengalami kegagalan terus menerus waktu ia berusaha menciptakan bola lampu, ia bilang kalo dia belum gagal sama sekali karena ia punya ribuan cara untuk membuat bola lampu itu. Bahkan si penemu IBM Thomas J Watson bilang cara mencapai sukses adalah dengan melipatgandakan kesalahanmu.

Jadi, nggak perlu takut atau kuatir kalo kamu bikin salah. Bikinlah kesalahan itu sebagai bagian dari proses belajar. Kamu nggak perlu malu kalo kamu gagal kamu justru harus malu kalo kamu gak mencoba memperbaikinya.
Dalam perjalanan hidup, ga semua hal berjalan seperti yang kita ingini, ga semua cita kita tercapai, kadang kita mesti duduk sebentar untuk kemudian mempersiapkan sebuahperjalanan baru. Inget yah, kegagalan bukan akhir dari sebuah perjalanan, tapi sebuah titik tempat berawalnya sebuah perjalanan baru.
Ganbateeeeee!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

J a n g a n M a r a h
Kejadian sehari-hari memang tidak selalu menyenangkan

apalagi masalah dijalanan atau ditempat manapun.

Hampir setiap saat memancing kita untuk marah,

memaki, mencela, karena kebodohan atau keteledoran.

Bila rasa menang sendiri sudah menguasai diri,

marah menjadi kebiasaan.
Kita tak pernah belajar

menjadi manusia
yang sebenarnya.

Manusia yang saling menyayangi,
menolong, pemaaf
dan menghargai hak sesamanya.

Dengan senyuman,
mudah-mudahan

kita dapat menyelesaikan

persoalan kita

dengan lebih baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

07 July 2006

I am Wanted


Ini foto hasil iseng-iseng retouching di Photoshop
Bukan karena merasa jago retouching atau pengen pamer hasil karya trus pasang foto yang kaya begini, ini semua murni karena....

Aku ga pede kalo pake foto "mentahnya" so guys, and and especially girls.......

Jangan kaget kalo ketemu aslinya


Everybody want to be a winner


Semua orang ingin jadi pemenang dan tak ada yang mau menjadi pecundang, tapi bagaimana agar menjadi pemenang?

Mungkin artikel ini bisa sedikit memberi gambaran tentang apa itu pemenang dan bagaimana menuju kesana.

Menjadi Pemenang Ala Carl Mays

Martin Luther King Jr berkata
 “Jadilah tukang sapu jalan layaknya Michelangelo melukis atau Shakespeare menulis puisi, sehingga segenap penghuni bumi akan tertegun dan berujar, ‘Wahai inilah tukang sapu jalan yang melakukan tugasnya dengan baik.“

Bekerja dengan baik, itulah yang ditempuh banyak orang untuk memetik keberhasilan. Kemmons mencium kebutuhan pelancong akan motel sederhana tapi bersih, ia pun mendirikan Holiday Inns. Sam Walton bercita-cita membangun jaringan toko kelontong dengan harga murah dan pelayanan ramah, hasilnya Wal-Mart, jaringan pasar swalayan terbesar di AS. Fred Smith melihat kebutuhan pengiriman paket yang dijamin sampai sehari kemudian, dan lahirlah Fed Ex atau Federal Express. Jaringan McDonald yang luar biasa sukses adalah wujud visi dan kreativityas Ray Kroc.

Menjadi orang sukses, tak perlu menunggu punya gelar. Mulailah sekarang juga, Kroc baru merasa sukses saat berumur 52 tahun. Ia mulai beranjak sukses setelah memilih sasaran tertentu dan memantapkannya, lalu bikin rencana dan batas akhir untuk mewujudkannya. Pilih hal yang sederhana, baru kemudian mengembangkannya. Misalnya, adakah yang lebih sederhana dari menjawab telepon? Tapi berapa orang yang bisa melakukannya dengan lebih baik?

Saya harus mewawancarai ratusan pelamar sebelum menemukan seorang resepsionis yang mampu menjawab dan berbicara melalui telepon dengan baik!

Bersungguh-sungguhlah melakukan apapun. Entah berkebun, berbenah rumah, atau memasak. Bila ada pelayan hotel yang terbaik di dunia yang membersihkan kamar hotel sebagai kerja seni; atau juru masak yang mengesankan tamunya dengan hidangan sederhana tapi disiapkan dengan lezatnya; atau pramuniaga yang melayani pelanggan seperti melayani orang terpenting di dunia, saya yakin orang akan berebut mempekerjakan mereka dengan gaji tinggi.

Pelajari minat, bakat, dan kemampuan anda.

Peluang tidak pernah berujung! Banyak orang yang tidak kreatif dengan kemampuannya sendiri. Mereka malah mengharapkan kemampuan yang tidak dimiliki, sedangkan kemampuannya sendiri tidak dimanfaatkan. Ini ibarat orang pendek kecil yang menghampiri kawannya yang tinggi besar, lalu berkata”Kalau badanku segede kamu, akan kurambah gunung, kutangkap beruang besar, lalu korobek badannya sampai lumat.”, Si Besar menatap si kecil sambil tersenyum “Beruang kecil kan juga banyak di hutan “

Renungkanlah itu.

Anda juga pernah mengeluh karena tidak mampu mengatasi ‘beruang besar’, sementara ‘beruang-beruang kecil’ yang bisa anda atasi menari-nari berkeliling di sekitar anda?. Kita mesti mau memanfaatkan apa yang kita punyai, dimana kita berada, dan mengambil tindakan yang terbaik dari itu. Yang ingin saya katakan ialah kita harus memerah kemampuan kita untuk memanfaatkannya.

Rahasia yang mengubah orang menjadi pemenang: Lakukanlah hal yang biasa dengan cara luar biasa. Juga harap diingat pemenang selalu mencari jalan untuk menang, pecundang mencari dalih jika kalah.

Mari menjadi pemenang

06 July 2006

Seandainya Kita Tidak Punya Kegagalan

Wah akhir-akhir ini perhelatan piala dunia udah makin seru, sudah tinggal perebutan posisi puncak. Jadi meski baru serius nonton pas babak perdelapan besar saya ikut menikmati piala dunia kali ini, selain menikmati permainan bolanya ada beberapa hal lain yang juga saya nikmati pada setiap pertandingan. Salah satu yang paling saya sukai adalah pada saat pertandingan telah usai. Lho???


Yup, buat saya adegan - adegan setelah pertandingan selalu asyik untuk disaksikan. Bagi sebagian orang mungkin hanya pertandingannya itu sendiri yang penting, tapi bagi saya yang setelah itupun nggak kalah seru. Menyaksikan bagaimana mereka merayakan kegembiraan, saling menepuk punggung rekan satu tim, melambaikan tangan kepada para penggemarnya dan yang tidak kalah seru, menyaksikan yang kalah. Ada yang menangis, terduduk diam, saling menghibur antar teman dan berbagai ekspresi lain.

Kemudian saya ingat sebuah artikel yang pernah saya comot dan dimodifikasi untuk dimuat di majalah sekolah SMU dulu, dan saya jadi ingin membagi isi artikel ini untuk anda semua


Seandainya Kita Tidak Punya :

KEGAGALAN

Kayaknya asyik ya ? Sukses melulu, Nilai ulangan dan rapor gak pernah merah, naik kelas terus, ortu memuja muji, dapat hadiah lagi.

Wah, luar biasa! Tapi apa betul begitu? Apa betul kita tidak pernah mengalami kegagalan?

Dari bayi kita sebenarnya udah sering “gagal” gak semua rengekan kita diiyakan oleh ortu. Pergi ke toko tidak semua mainan yang kita mau begitu saja dibelikan oleh ortu. Minta jajan apalagi. Sering kali ortu melakukan hak veto. Nggak pakai penjelasan lagi. No ! Titik ! Nangislah sampai air matamu kering dan mereka tidak bergeming. Begitu juga ketika kamu pengen menjajal sepeda motor atau malah minta dibelikan mesin ngebut ini. Ini bukan sekedar urusan duit dan tebalnya kantong ortu. Banyak lagi soal yang membuat mereka tidak gampang menyenangkan anak – anak yang dicintainya. Inilah rentetan kegagalan yang sebetulnya berkesinambungan sampai kamu dewasa dan tua nanti. Inilah yang memang seharusnya dirasakan, dinikmati. Lho kok dinikmati ?

Cobalah tonton jagoan bulutangkis, tenis atau sepakbola dunia selesai bertanding. Yang pasti terjadi, mereka, kalah atau menang, menyalami lawan. Dengan gagah, dengan tersenyum, pakai tepuk–tepuk pundak atau mengelus kepala lawan segala. Padahal lawan ini yang telah membuatnya gagal jadi juara. Tapi mereka tetap tegak. Kepada pers, mereka tidak malu–malu memuji kehebatan lawan. Inilah orang yang di jaman dahulu kala disebut kesatria. Jagoan sejati. Gagal tidak membuat mereka berkecil hati. Tidak menjadikan mereka seperti bocah ingusan yang bisanya cuma menjelek-jelekkan lawan. Tidak membuat mereka mengerdilkan musuh, yang malah berakibat mereka jadi kerdil sendiri. Itulah makna kegagalan, itulah kenikmatan kegagalan. Kalah dalam serangkaian pertandingan akbar, bukan alasan buat seorang atlet mencucurkan air mata seperti kamu yang masih ingusan, tapi mengamati kehebatan dan kelemahan lawan. Kemudian merebut gelar juara setelah menikmati kegagalannnya. Dan kalau semua penonton bertepuk tangan, semuanya lebih kepada kehebatannya membuat kegagalan menjadi suatu berkah bagi perbaikan dirinya. Itulah sikap anak yang sudah tidak ingusan lagi. Itulah sikap novelis besar Ernest Hemingway dalam berkarya. “ Kalau kamu gagal, menulislah, dan menulis lagi sampai kamu tidak gagal. Alangkah nikmatnya orang yang menang setelah gagal. Dan alangkah sepinya hidup manusia yang tenggelam karena gagal atau mengapung karena semua keinginannya terpenuhi. Ia sudah tidak tahu lagi kenikmatan jiwa

Jangan takut gagal