08 August 2016

Dek, aku rindu hujan

Dek, aku rindu hujan
Rindu duduk berdua di beranda
dan memandang butir-butir perak yang dijatuhkan dari ketinggian
Rindu nikmatya harum tanah sehabis hujan

Tapi itu di desamu Dek,
dimana hujan adalah limpahan kebahagiaan
Berkah yang diturunkan oleh langit bagi tanah, padi,
bagi para petani dan segenap ternaknya
Tapi di kota ini Dek, hujan cuma pertanda banjir akan tiba

Jakarta-Sore saat mendung makin gelap

05 August 2016

Sekali lagi tentang memaafkan

Seharusnya tidak ada yang perlu dimaafkan
karena bahagia pernah sama kita rasakan

sayangnya bukan begitu hidup berjalan
berkali waktu kita bertukar kesalahan

ringan kita berkata saling memaafkan
namun dalam hati masih ada yang tersimpan

mungkin dendam, mungkin penyesalan
karena kata atau karena perbuatan

kadang sikap yang salah ditunjukkan
atau tindakan yang salah diartikan

mari saling bersalaman
tanpa kecup dan pelukan

mari saling melepaskan
sebab yang lalu adalah kenangan

dan kita sama percaya
cinta itu membebaskan

05 July 2016

Semoga berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang

Perpisahan tidak selalu tentang kesalahan
yang melukai dan menyesal kita lakukan
namun adalah juga tentang harapan
menjadi lebih baik sebelum jumpa kemudian

Perpisahan adalah bagaimana rindu diketatkan
saat ruang dan waktu dijauhkan
Perpisahan adalah juga tentang menguji kekuatan
menjaga setiap konsistensi atas perbuatan

Perpisahan tak melulu tentang ikhlas melepaskan
kesediaan membebaskan tanpa takut kehilangan
namun juga tentang menjaga jalan
agar bersua nanti di persimpangan kehidupan

Perpisahan adalah bagaimana perjumpaan dipersiapkan
jauh sebelum pertemuan dibayangkan
Perpisahan adalah juga perjalanan menciptakan
bahkan saat wujud masih berupa angan

Perpisahan adalah bagaimana menuju Perjumpaan

Selamat Idul Fitri 1437H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga berjumpa lagi dengan Ramadhan yang akan datang

30 June 2016

Perpisahan

Perpisahan tidak selalu tentang kesalahan
yang menggugurkan dedaunan dan meranggaskan ruas-ruas
bukan juga sekedar memutus kenangan
yang mengguncang dahan dan mengerkah tanah mengelupas

Perpisahan juga tentang bagaimana menguatkan
mengukuhkan genggam agar tak mudah terhempas
Perpisahan juga tentang bagaimana menyatukan
menggabungkan berbagai keberadaan dalam satu entitas

Perpisahan ini tidak akan menjauhkan
namun menjaga rindu agar tak lepas
tidak juga jadi melemahkan
namun merekatkan hati yang getas

Perpisahan adalah menanti harapan
yang menumbuhkan kuncup tunas-tunas
adalah juga menunggu perjumpaan
yang kelak bersemi menjadi bunga yang bernas

27 June 2016

Milik Sendiri

Apa yang saya miliki meskipun tidak membuat saya jadi tinggi hati ternyata tetap bisa membuat orang lain iri. Sebagai sebuah keluarga muda di posisi ekonomi menengah kesamping benda-benda yang saya miliki termasuk biasa saja. Tidak jauh berbeda dengan orang lain, sepeda motor matic, kulkas, televisi, lemari dan lain sebagainya. Namun yang selalu mengundang komentar dari tamu di rumah kami adalah lemari buku dan lemari mainan (figure). Komentar yang muncul biasanya senada, yaitu tentang betapa 'kaya' nya saya karena memiliki sedemikian banyak buku dan mainan.  

Tentu saja ini jadi membingungkan, pertama karena diluar sana banyak orang-orang yang punya koleksi buku dan mainan jauuuh lebih banyak dari saya. Yang kedua, orang-orang yang berkomentar tadi adalah keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi dari saya. Akhirnya menanggapi hal tersebut saya cuman bisa nyengir sambil merendahkan diri dan meninggikan mutu.

Jadi pada intinya hal tersebut hanyalah soal pilihan, soal alokasi dana belaka. Dengan dana yang mereka miliki, mereka lebih memilih untuk membeli mobil, membeli gadget terbaru, belanja produk fashion yang mereka sukai, atau bisa juga mengalokasikannya untuk investasi (emas, saham, atau tanah). Sementara saya lebih memilih untuk membeli buku ^_^ (tampak bijak dan cendekiawan sekali kan). 

Padahal analisa matematis pendapatan bulanannya begini;

( Orang Lain )
Gaji                                : 4 X UMR

Alokasi
Kebutuhan pokok          :  1 X UMR                
Kebutuhan sekunder/
Investasi                        :  1 X UMR
Cicilan  KPR                 :  1 X UMR
Cicilan Mobil                :  1 X UMR +
Total                              :  4 X UMR

( Saya )
Gaji                                : 1 X UMR + Dikit

Alokasi
Cicilan  KPR                 :  2/3 X UMR
Cicilan Mobil                :  0    X UMR
Kebutuhan pokok          :  1/3 X UMR                
Kebutuhan sekunder/
Investasi                        :  Dikit             +
Gaji                                : 1 X UMR + Dikit


Nah jadi karena saya ndak nyicil mobil, dan gaji yang tersisa tidak cukup buat beli tanah, tidak paham bermain saham dan reksa dana, maka alokasi dana yang tersisa saya gunakan untuk hal-hal yang saya mampu dan saya paham. "BUKU"


Hal-hal sederhana yang saya jalani setiap hari juga bisa tampak begitu istimewa bagi orang lain. Jam berangkat kerja yang tampak santai (ingat! hanya tampak santai), jalan-jalan tiap akhir pekan, liburan yang hampir tiap bulan. Hal-hal tersebut yang menurut saya lumrah dan wajar pun bisa mengundang rasa iri, mengundang prasangka yang bukan-bukan.

Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau kata peribahasa, tapi saya masih meyakini pohon kacang panjang dan bayam milik saya lebih hijau. Karena ini bukan sekedar perkara hidup yang saling memandang (urip sawang sinawang) dimana saat kita memandang ke orang lain kita akan merasa orang lain lebih bahagia, pun saat mereka memandang kita, maka mereka akan beranggapan kita yang lebih bahagia. Bagi saya ini adalah soal kita memandang ke dalam diri dan mensyukuri apa yang kita miliki.

Di bulan Ramadhan ini, saya diingatkan kembali, ditunjukkan kembali, bahwa diluar sana masih banyak orang yang memiliki lebih dari saya tapi tidak lebih bahagia. Pun juga sangat banyak orang yang tidak mempunyai apa yang saya miliki tapi mereka lebih bersyukur.

MeyakiniMenjalani
MenikmatiMensyukuri
HidupMenghidupkanMenghidupi