29 August 2006

Mati dan setelah itu

Pernah berpikir soal kematian? Sebagian orang menganggap kematian adalah hal yang mengerikan (ehm..saya juga) apalagi bila dikaitkan dengan, kuburan, jenazah, dan hal-hal lain yang sering kita lihat di sinetron-sinetron (yang katanya) kerohanian. Di sana sering digambarkan kematian sebagai sesuatu yang sangat mengerikan, menyakitkan, dan ohsraaam... sehingga yang lebih diingat adalah kengeriannya dan bukan pesan keagamaannya.

Dulu ketika ayah saya meninggal, perasaan saya cuma berada pada keadaan sedih dan rasa kehilangan. Dan meskipun saya tidak pernah menangisi kematiannya, tapi saya masih sering merasa kehilangan dia. Tapi ketika kakak saya meninggal ada sesuatu yang berbeda, bukan lagi sekedar rasa kehilangan tapi juga perasaan seakan-akan kami yang masih hidup diingatkan bahwa kematian itu ada. Kemudian juga ketika ada orang-orang disekitar saya yang meninggal, saya kembali diingatkan tentang kematian, bahwa hal itu ada dan berlaku bagi siapa saja.

Ini tulisan yang sempat saya tulis ketika tiba-tiba teringat dengan kematian.



Ketika jiwa meninggalkan raga, masihkah ia merasakan pedihnya
Ketika bukan lagi mulut yang ditanya
Masih bisakah lidah berdusata
Dan ketika Sang Hakim maha kuasa menjatuhkan keputusan
Adakah sang pembela mendampingi kita
Apakah harta kita masih bisa menggubah keputusan
Ataukah tahta kita mampu menngetarkanNya
Siapkah kita menerima keadilan yang telah kita berikan
Menerima atas apa yang telah kita lakukan


Lantas apa yang terjadi ketika saya mulai teringat dengan kematian, apakah saya menjadi lebih baik, menjadi sadar, dan kemudian memperbaiki diri. Sayangnya seringkali hal itu nggak bertahan lama. Meski selalu sadar bahwa saya bisa mati setiap saat, saya masih sering melakukan hal-hal yang akan menambah dosa saya, mulai dari yang berat hingga ke yang sangat berat. Sholat saya pun lebih sering genap (maksudnya dua atau empat kali sehari), begitu juga dengan ibadah yang lain.

Mungkin hal tersebut terjadi karena alam bawah sadar kita sering menolak hal-hal yang kita takuti. Saya memang baru sebatas takut dan kemudian menghindarinya, belum sampai pada tahap sadar (sepenuhnya) untuk bukannya menghindari tapi mempersiapkan diri menghadapinya. Semoga setelah ini saya bisa lebih meningkatkan persiapan saya, meningkatkan sisi baik untuk mengimbangi keburukan saya....Amin.

No comments:

Post a Comment