20 February 2007

Menertawakan diri sendiri

Sudah seminggu lebih blog ini nggak terbaharui (di-update maksudnya)bukan karena sedang buntu ataupun kehabisan ide melainkan gara-gara valentine day. Eh, anda jangan langsung berprasangka, ini bukan karena saya merayakan valentine day tapi karena saya macet waktu ingin membuat posting tentang valentine day. Setelah beberapa kali memaksakan diri untuk menulis ternyata tetap buntu juga jadi saya urungkan saja niat saya. Dan disinilah saya, didepan monitor dan mulai menulis tentang "Menertawakan Diri Sendiri"

Menurut anda apakah yang bisa menjadi sebuah ciri bangsa yang besar? Beberapa orang bilang bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghormati jasa pahlawan atau pendahulunya, sebagian yang lain beranggapan bahwa bangsa yang besar ditentukan dari kemampuannya memenuhi kebutuhan dirinya, dan masih banyak pendapat yang lainnya. Nah mari kita coba sebuah sudut pandang baru, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menertawakan dirinya sendiri".

Menertawakan diri sendiri bukanlah sebuah hal yang sulit atau memerlukan kemampuan khusus akan tetapi tidak banyak orang yang bisa melakukannya, kebanyakan orang lebih pandai menertawakan orang lain. Anda mungkin lantas bertanya-tanya apa istimewanya menertawakan diri sendiri hingga bisa membuat sebuah bangsa menjadi bangsa yang besar. Dengan menertawakan diri sendiri maka berarti kita telah jujur dalam melihat diri kita sendiri, dalam melihat kurang dan lebihnya kita, dalam melihat kesalahan dan kebodohan yang kita perbuat, termasuk juga dalam menilai diri kita sendiri.

Menertawakan diri sendiri juga tidak harus diartikan benar-benar tertawa sendirian, selain bisa disangka gila, anda juga bisa memancing keinginan orang lain untuk menertawakan anda. Menertawakan diri sendiri sebenarnya mungkin lebih kepada sebuah usaha untuk mengakui kekonyolan dan kebodohan kita dan berusaha untuk menertawakannya dan bukannya berusaha mengelak, mengingkari atau bahkan menyalahkan orang lain.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, setidaknya dari jumlah, akan tetapi karena bangsa ini masih belum (sepenuhnya) bisa menertawakan diri sendiri maka bangsa ini menjadi kerdil. Kita masih sering ogah mengakui bahwa bangsa ini sering membuat kesalahan, bangsa ini juga masih lebih sering menertawakan dan menganggap remeh bangsa lain, padahal kitalah yang mungkin lebih pantas untuk ditertawakan.

Oleh karena itu mungkin kita semua harus mencoba untuk lebih mawas diri, lebih sering berkaca dan menertawakan diri kita sendiri sebelum kita menertawakan orang lain ^_^