30 June 2016

Perpisahan

Perpisahan tidak selalu tentang kesalahan
yang menggugurkan dedaunan dan meranggaskan ruas-ruas
bukan juga sekedar memutus kenangan
yang mengguncang dahan dan mengerkah tanah mengelupas

Perpisahan juga tentang bagaimana menguatkan
mengukuhkan genggam agar tak mudah terhempas
Perpisahan juga tentang bagaimana menyatukan
menggabungkan berbagai keberadaan dalam satu entitas

Perpisahan ini tidak akan menjauhkan
namun menjaga rindu agar tak lepas
tidak juga jadi melemahkan
namun merekatkan hati yang getas

Perpisahan adalah menanti harapan
yang menumbuhkan kuncup tunas-tunas
adalah juga menunggu perjumpaan
yang kelak bersemi menjadi bunga yang bernas

27 June 2016

Milik Sendiri

Apa yang saya miliki meskipun tidak membuat saya jadi tinggi hati ternyata tetap bisa membuat orang lain iri. Sebagai sebuah keluarga muda di posisi ekonomi menengah kesamping benda-benda yang saya miliki termasuk biasa saja. Tidak jauh berbeda dengan orang lain, sepeda motor matic, kulkas, televisi, lemari dan lain sebagainya. Namun yang selalu mengundang komentar dari tamu di rumah kami adalah lemari buku dan lemari mainan (figure). Komentar yang muncul biasanya senada, yaitu tentang betapa 'kaya' nya saya karena memiliki sedemikian banyak buku dan mainan.  

Tentu saja ini jadi membingungkan, pertama karena diluar sana banyak orang-orang yang punya koleksi buku dan mainan jauuuh lebih banyak dari saya. Yang kedua, orang-orang yang berkomentar tadi adalah keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi dari saya. Akhirnya menanggapi hal tersebut saya cuman bisa nyengir sambil merendahkan diri dan meninggikan mutu.

Jadi pada intinya hal tersebut hanyalah soal pilihan, soal alokasi dana belaka. Dengan dana yang mereka miliki, mereka lebih memilih untuk membeli mobil, membeli gadget terbaru, belanja produk fashion yang mereka sukai, atau bisa juga mengalokasikannya untuk investasi (emas, saham, atau tanah). Sementara saya lebih memilih untuk membeli buku ^_^ (tampak bijak dan cendekiawan sekali kan). 

Padahal analisa matematis pendapatan bulanannya begini;

( Orang Lain )
Gaji                                : 4 X UMR

Alokasi
Kebutuhan pokok          :  1 X UMR                
Kebutuhan sekunder/
Investasi                        :  1 X UMR
Cicilan  KPR                 :  1 X UMR
Cicilan Mobil                :  1 X UMR +
Total                              :  4 X UMR

( Saya )
Gaji                                : 1 X UMR + Dikit

Alokasi
Cicilan  KPR                 :  2/3 X UMR
Cicilan Mobil                :  0    X UMR
Kebutuhan pokok          :  1/3 X UMR                
Kebutuhan sekunder/
Investasi                        :  Dikit             +
Gaji                                : 1 X UMR + Dikit


Nah jadi karena saya ndak nyicil mobil, dan gaji yang tersisa tidak cukup buat beli tanah, tidak paham bermain saham dan reksa dana, maka alokasi dana yang tersisa saya gunakan untuk hal-hal yang saya mampu dan saya paham. "BUKU"


Hal-hal sederhana yang saya jalani setiap hari juga bisa tampak begitu istimewa bagi orang lain. Jam berangkat kerja yang tampak santai (ingat! hanya tampak santai), jalan-jalan tiap akhir pekan, liburan yang hampir tiap bulan. Hal-hal tersebut yang menurut saya lumrah dan wajar pun bisa mengundang rasa iri, mengundang prasangka yang bukan-bukan.

Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau kata peribahasa, tapi saya masih meyakini pohon kacang panjang dan bayam milik saya lebih hijau. Karena ini bukan sekedar perkara hidup yang saling memandang (urip sawang sinawang) dimana saat kita memandang ke orang lain kita akan merasa orang lain lebih bahagia, pun saat mereka memandang kita, maka mereka akan beranggapan kita yang lebih bahagia. Bagi saya ini adalah soal kita memandang ke dalam diri dan mensyukuri apa yang kita miliki.

Di bulan Ramadhan ini, saya diingatkan kembali, ditunjukkan kembali, bahwa diluar sana masih banyak orang yang memiliki lebih dari saya tapi tidak lebih bahagia. Pun juga sangat banyak orang yang tidak mempunyai apa yang saya miliki tapi mereka lebih bersyukur.

MeyakiniMenjalani
MenikmatiMensyukuri
HidupMenghidupkanMenghidupi