28 November 2008

Pijat-memijat

Beberapa waktu yang lalu saya diajak berjalan-jalan ke sebuah mall di kawasan Jakarta Barat. Sepulang dari seharian berputar-putar menemani belanja saya kembali terajak ke sebuah tempat pijat refleksi di wilayah Jakarta Pusat. Sudah terbayangkan oleh saya yang namanya pijat refleksi pasti akan menyakitkan meski yang dipijat hanya telapak kaki, hal ini biasanya terjadi bila ada gangguan pada fungsi organ dalam kita.

Setelah memasuki ruangan maka akan langsung terlihat beberapa kursi panjang yang berjajar, tidak ada sekat dan juga tidak dipisahkan dalam ruangan-ruangan tertentu ^_^ Hayoo...yang biasa pijat dalam ruangan tertutup nggak usah nyengir yah. Dan setelah pijat ini dimulai eh lho kok tidak terasa sakit sama sekali ya? Entah apakah memang karena saya tidak benar-benar "menyerahkan diri" pada mas pemijatnya ataukah memang ini bukan pijat refleksi tapi sekedar pijat relaksasi, yang kalau mengutip sebution Umar Kayam "pijet mat-matan" yang lebih mengutamakan soal rasa.

Sambil dipijat ingatan saya melayang pada suatu hari di Halmahera disana saya juga sempat dipijat, awal ceritanya begini...

Sudah beberapa hari saya demam, biasanya suhunya cukup tinggi pada pagi hari, sedikit turun pada siang hari dan normal pada malamnya. Biasanya deman ini akan lewat begitu saja setelah saya meminum obat, tapi hari ini tubuh saya benar-benar lemas, pusing, tenggorokan sakit dan demamnya sepertinya lebih tinggi. Saya curiga luka di kaki saya mulai infeksi lagi (soal penyebab luka ini akan saya ceritakan di postingan yang lain), seharian itu saya cuma bisa tergeletak dengan ikhlas.

Setelah coba dihantam dengan obat-obatan generik standar dan masih belum ada perkembangan berarti juga malam itu salah seorang crew drilling menawarkan bantuan untuk memijat tubuh saya. Tidak menunggu lama, saya pun menggeletak di atas velbed dan mulai dipijat, diawali dengan menganalisa kaki mana yang akan dipijat terlebih dulu dilanjutkan dengan dibalurkannya minyak ular (ya ULAR) yang telah dicampur dengan bawang merah di sepanjang betis saya.

Dan mulailah crew drilling yang juga seorang pemijat handal dengan ilmu asal tanah Pasundan yang diturunkan dari mertuanya memijat saya. Saya harus mengakui bahwa ini adalah pijat yang paling sakit sepanjang sejarah hidup saya. Mulai dipijit, dicubit, diurut, ditekuk hingga dilipat ughh... pokoknya benar-benar menyakitkan. Prosesi pijit memijit ini berlangsung selama kurang lebih 1 jam diakhiri dengan kerokan dan saya lanjutkan dengan tidur hingga pagi menjelang.

Paginya tubuh saya sakit semua, rasanya seperti habis beraktifitas gila-gilaan, seluruh urat terasa berantakan, untungnya demam mulai turun. Dua hari kemudian saya sudah sehat kembali dan bisa berlari-lari kembali ^_^

Eh apa mungkin karena si mas di tempat pijat itu tidak pernah jadi crew drilling makanya pijatannya kurang ber-efek pada tubuh saya......entahlah

13 November 2008

Lanjutan yang kemarin, dikit aja

Ok kita lanjutkan perjalanan menuju hutan.

Setelah perjalanan semalam, pagi ini kami melanjutkan ke camp utama wilayah pertambangan ini. Ditempuh selama kurang lebih 3 jam dari pemukiman terdekat, melintasi jalanan berlumpur yang jelas membuat sebuah Jaguar menjadi tidak jauh beda dengan sebuah bajaj (Kalau anda nggak paham dengan kalimat tadi, saya juga). Yha pokoknya setelah berpanas-panasan diatas Strada akhirnya kami nyampe di Camp Mer-mer.Reaksi pertama jelas kaget dulu, soalnya benar-benar tidak sesuai dengan apa yang digambarkan pada waktu sebelum keberangkatan. Well whatever, the show must go on.

Seminggu kemudian nggak ada yang istimewa, siap-siap, survey-survey, 2 kali naik turun bukit untuk nentuin Benchmark atawa BM. Hingga 7 hari kemudian kami turun kembali ke Ternate untuk menjemput tim Topografi. Ehm... udah gitu aja