Begitu rindu menampilkan deretan kata
Yang dengan bangga aku sebut puisi
Begitu ingin menumpahkan semua
Barisan kalimat yang sesakkan kepala
Gara-gara hujan yang turun nyaris tiap sore pada beberapa hari terakhir, saya jadi kelewat sentimentil, moody, dan (makin) nggak jelas
(teringat kata seorang teman "hujan di sore hari adalah saat yang tepat untuk seorang pria menjadi sentimentil")
Akhirnya kupindahkan juga isi notes N-Gage ku ke postingan kali ini
Ketika semua kata yang kupunya
Coba kujejalkan dalam kotak pesanmu
Dan masih belum bisa menjangkau hatimu
Hingga akhirnya segala rasa jiwa yang ada
Kugubah menjadi sebait mantra
Karna aku masih takut untuk berdoa
Sore/311
Seandainya bisa
Aku ingin membunuhmu
Sebagai pereda luapan amarah
Sebagai penuntas seteru kita
Juga sebagai penghormatan
Atas Cintamu pada Wanitaku
Seandainya bisa
Aku ingin melenyapkanmu
Agar aku berhenti membencimu
Agar dia berhenti mencintaimu
Dan agar aku berhenti curiga padanya
Ya...
Seandainya membunuhmu tak akan melukai hatinya
Tentu sekarang kalian tak akan lagi tertawa
...berdua
Malam/sebelum 11
Pahit...
Mengapa dia selalu hadir di mimpiku
Jika dia bukan untukku
Duh yang Maha Kuasa
Masih bolehkah aku berdoa?
Luluhkan hatinya
Kembalikanlah dia padaku
Menjelang pagi/128
Aku laki-laki biasa
Pernah patah hati
Dan kemudian jatuh cinta pada bidadari
Karena langit terlalu tinggi untukku
Kubujuk dia turun ke bumi
Mengikat dan memaksanya tetap bersamaku
Hingga hari itu tiba
Hari dimana ia temukan sayapnya
Dan terbang kembali ke angkasa
Mungkin ini memang kehendak Sang Pembuat Cerita
Bahwa bidadari bukan tercipta untuk laki-laki biasa
Malam/entah kapan