08 March 2007

Privasi

Anda mungkin bukan seorang artis yang harus disibukkan oleh kejaran para penggemar anda, bisa juga anda bukan seorang pejabat yang harus menghindari kejaran wartawan, demonstran, atau tuntutan korupsi, anda mungkin hanya orang biasa dengan kehidupan yang biasa. Satu hal yang sama, siapapun anda, pasti anda membutuhkan privasi. Yah... kecuali anda sedikit 'berbeda' (orang gila dan eksibisionis termasuk didalamnya).

Privasi adalah sebuah keadaan yang membatasi kehidupan atau urusan personal sebuah individu dari publik. Secara hukum/konstitusi privasi dibatasi sekaligus dilindungi, dibatasi berarti ada hal tertentu yang bisa diketahui orang lain, identitas dalam KTP, SIM, laporan pajak, dan banyak lagi informasi lain. (Yang kadang kita manipulasi untuk kepentingan kita pribadi) Hayooo...!! siapa yang pernah nambahin umur biar bisa cepet dapat SIM ^_^ Sedangkan perlindungan privasi bisa berarti perlindungan terhadap informasi pribadi anda, misalnya anda bisa menuntut paparazi yang memotret dan menyebarluaskan foto anda tanpa ijin, atau juga terhadap tindak penipuan dengan mencatut data pribadi anda.

Dalam budaya kita sebenarnya juga sudah diajarkan untuk menghargai privasi dengan sikap tenggang. Mulai dari SD kita sudah diajarkan untuk bertenggang rasa untuk menghargai hak orang lain dan dengan sadar membatasi hak atau kebebasan kita. Kalau anda merasa belum pernah belajar tenggang rasa atau sudah lupa coba deh baca buku pendidikan Pancasila SD ^_^

Yang sering terjadi saat ini kita lebih sering merasa berhak untuk melakukan sesuatu tanpa terlebih dahulu memperhatikan hak orang lain. Kita merasa berhak mengusik kehidupan pribadi para public figure (seleb?) dengan mengatasnamakan hak untuk mendapatkan informasi, dan jadilah puluhan acara gosip memenuhi televisi kita. Dalam keseharian, kita juga sering bertingkah seenaknya tanpa mempedulikan hak orang lain, merokok di ruang publik, buang sampah sembarangan, ugal-ugalan di jalanan, dan aneka perbuatan atas nama kebebasan hak kita.

Sebenarnya alasan saya menulis ini karena jengkel waktu ke warnet, orang disebelah saya menggunakan satu komputer berlima, entah agar irit atau apa saya kurang tahu, padahal tempat tersebut hanya cukup untuk 1,5 orang (maksudnya kalau ber-2 sempit banget, tapi kalau sendiri masih sisa). Hal tersebut jelas sangat mengganggu saya, mulai dari berisiknya hingga layar monitor yang sering bergoyang, dan seakan belum cukup, mereka juga memproduksi asap rokok yang @#%$&*...ughhh.

Dan hampir selama 2 jam saya terus-terusan menyumpah serapah (dalam hati) hingga akhirnya saya sadar bahwa hal tersebut percuma. Saya lantas mengingat-ingat apakah saya juga pernah melakukan hal seperti itu, dan saya cuma bisa nyengir. Memang tidak sama persis, tapi kadang saya juga suka seenaknya sendiri karena mentang-mentang punya hak untuk melakukannya atau karena merasa bahwa sudah sepantasnya saya bertindak demikian dan orang lainlah yang seharusnya mengalah. Duh....~_~;

Pada masa sekarang ini tenggang rasa mungkin serba salah, ketika kita bertenggang rasa orang lain justru cuek dan berlaku seenak udelnya, jika kita tidak tenggang rasa, apalagi orang lain. Hidup memang makin keras tapi sedikit senyuman dan sikap tenggang rasa mungkin akan membuat hidup lebih nyaman.

....dan semoga saya juga bisa melakukannya dan bukan sekedar bicara eh menulis

No comments:

Post a Comment