Akankah kau izinkan...
sebuah kecup untuk bibirmu
yang merahnya ingatkan aku pada segelas sirup seusai upacara
Atau akankah kau biarkan aku nikmati binar matamu
yang serupa pendar mentari seusai hujan pergi
Pura-pura tak tahu sajalah
saat aku mencuri pandang di jenjang lehermu
agar bisa kubebaskan imajinasi muda ini
Atau saat kupandangi dua bulir keringat di dahimu
berkilau bagai lelehan kristal dari angin yang berhenti mengalir
Tiga kali seminggu aku khusyuk berdoa
agar waktu berhenti berjalan
saat kau mulai masuk ruang kelasku
No comments:
Post a Comment