16 January 2007

bencana dan berkah

Tahun baru belum lama berlalu, di luar negeri ini mungkin banyak yang baru, tapi disini, didalam negeri ini masih seperti tahun-tahun yang telah berlalu. Para pejabat yang sudah kaya berlomba semakin kaya, mereka yang tidak mampu terus berkurang (baca:meninggal) dan bertambah (baca:mejadi miskin) dalam saat yang bersamaan. Dan seakan belum cukup bencana masih terus hadir dibumi ini, dan ada banyak hal yang terjadi dalam menyikapi bencana ini.

ketika sebuah kejadian hadir dan menjadi bencana bagi sebagian orang, maka ia mungkin hadir dalam bentuk yang lain bagi sebagian orang lainnya. Bagi para oportunis atau penggemar kesempatan dalam kesempitan maupun kelonggaran, bencana adalah sebuah kesempatan dalam meraih keuntungan. Mulai dari kesempatan untuk korupsi dana bantuan, sumbangan, atau kesempatan untuk mengeruk keuntungan lewat harga barang. Ada juga sebagian orang yang menganggap bahwa bencana adalah sebuah bentuk azab dari Tuhan dan masih banyak lagi, bisa jadi bencana adalah sumber berita, tontonan, dan kadang juga menjadi bahan uji coba dan peluang untuk tebar pesona dan menciptakan citra. Rasanya kita tidak perlu lagi komentar soal para oportunis tersebut, selain cuma membuat kita lebih jengkel juga tidak akan merubah keadaan.

Ketika sebuah bencana hadir, terutama bila hal tersebut berskala cukup besar, maka kita sering menganggap bahwa ini adalah murka Tuhan, sebuah azab, sebuah wujud dari kemarahan Tuhan, dan seakan-akan bencana tersebut adalah sebuah takdir tak terelakkan. Saya sendiri setuju bahwa Tuhan pasti punya kehendak, punya alasan yang mungkin tak bisa kita pahami, namun rasanya kurang tepat bila kita menganggap bahwa bencana yang terjadi hanyalah karena kehendak Tuhan. Bahkan saya sering mendengar kalimat seperti ini "Yah, namanya juga takdir, meski sudah berusaha hati-hati ya tetap saja celaka".

Sama halnya dengan bencana, berkah juga datang dari Tuhan, jika demikian maka seharunya berkah juga sesuatu yang tak terhindarkan dan dapat tiba tanpa kita harus berusaha. Atau bagaimana bila bencana itu adalah sebuah berkah? Misalnya letusan gunung yang membawa abu vulkanik hingga dapat menyuburkan tanah pertanian. Lantas kita sebut apa yang seperti itu.

Apapun itu, bencana akan terus mewarnai sejarah manusia, baik yang disebabkan oleh ulah para manusianya ataupun yang memang sudah digariskan oleh sang pencipta. Satu hal yang menurut saya harus dirubah adalah bahwa kita harus menyadari bahwa musibah itu bagian dari hidup, bahkan meski bila kita adalah manusia baik hati yang rajin beribadah dan gemar menabung. Dengan menyadarinya maka kita akan bisa bersiap-siap menghadapinya dan memaklumi kehadirannya, dan bukan sekedar berdoa tapi juga berusaha mencegah, menghadapi dan menangulanginya.

No comments:

Post a Comment