25 January 2007

Sore-sore ngobrol tentang Tuhan

Dia : Eh kenapa sih babi itu haram?
Aku : He? Kan ada di Quran
Dia : Ya jangan jawaban yang kayak gitu donk, ada penjelasan yang ilmiahnya ga?
Aku : Babi itu haram disembelih karena ga punya leher
Dia : Lho?
Aku : Kok lho?
Dia : Beneran donk
Aku : Beneran, kan seharusnya binatang yang halal dikonsumsi tuh disembelih lehernya, jadi darahnya tidak menggumpal dalam urat dan mengakibatkan keracunan ehm...uric acid. Lagian kan daging babi banyak mengandung parasit, juga soal sistem biochemistry tubuhnya yang gak bagus.
Dia : Itu kan dari segi kesehatan, dan dulu kan belum ketahuan, trus kalo ditanya penyebabnya gimana?
Aku : Emang kenapa sih?
Dia : Ada temen aku yang non-muslim, dia nanya kenapa orang Islam ga boleh makan babi
Aku : Trus kamu jawab gimana?
Dia : Ya aku terangin dari segi kesehatan, tapi dia nanya kalo secara agama kenapa dilarang
Aku : Trus?
Dia : Ya aku tanya temenku yang muslim juga, kata temenku ya pokoknya haram, dilarang
Aku : Kok gitu?
Dia : Ya gitu, padahal kan kita nggak bisa bilang gitu kalau ke orang yang beda agama.
Aku : Iya lah kan nggak bisa asal pokoknya haram aja.
Dia : Tapi, kalau penjelasan secara agama gimana? Kan nggak semua hal bisa dijelasin secara logika
Aku : Yup, makanya disebut 'iman'
Dia : Ha?
Aku : Jadi gini, ehm... ada kata-kata dari seorang tokoh Budha Zen yang aku seneng, aku lupa kalimat aslinya, intinya adalah "Tuhan itu begitu menakjubkan, meski aku tidak bisa memahaminya, aku masih meyakini dan mempercayainya"
Dia : bagus juga
Aku : Ya kan, yah meskipun dari kepercayaan yang berbeda tapi kan konsepnya sama. Kita kan nggak bisa bener-bener memahami Tuhan, jangankan Tuhan, dengan diri kita sendiri aja kita masih belum bener-bener paham.
Dia : Iya juga sih
Aku : Jadi ya itulah iman, meyakini sesuatu yang bahkan nggak kita pahami.
Dia : Tapi bukan fanatik yah?
Aku : Yah fanatik itu kan kalo terlalu berlebihan, yah membabi buta lah ^_^
Dia : Trus hal-hal yang nggak bisa dijelasin tuh gimana?
Aku : Maksudnya?
Dia : Ya, gimana menyikapinya?, soalnya kan pasti ada batasan dalam nalar kita, padahal kita juga terus berkembang, dan dari situ juga kita belajar tentang alam semesta, tentang diri kita, dan juga soal Tuhan.
Aku : Ya maju aja terus, belajar terus dan berusaha mengungkap rahasiaalam semesta sih boleh aja, asal nggak terjebak untuk memaksakan pemahaman nalar kita.
Dia : Memaksakan gimana?
Aku : Ya misalnya karena kita nggak bisa melihat Tuhan lantas kita bilang Tuhan itu nggak ada, itu kan namanya memaksakan Tuhan untuk berada dalam standar kita. Padahal itu kan standar manusia, standarnya makhluk ciptaan-Nya.
Dia : Eh, kalau misalnya kita mempertanyakan Tuhan gimana?
Aku : Contohnya?
Dia : Ya mempertanyakan kebijaksanaan-Nya, mempertanyakan alasan dari tindakan-Nya, atau bahkan pertanyan lain yang seringkali dianggap tabu
Aku : Kalau menurutku sih ngak apa-apa
Dia : Kan banyak orang yang menganggap hal seperti nggak pantas, pantang atau malah bisa bikin kualat.
Aku : Ah kayaknya Tuhan nggak akan nuduh kita subversif kok ^_^ tapi ya kembali lagi seperti kata kamu, karena nalar kita terbatas ya jadinya belum tentu kita bisa mendapat jawaban.
Dia : Iya yah....

No comments:

Post a Comment