09 January 2007

Membantu dengan tidak memberi bantuan

Pada suatu ketika, di sebuah sungai yang sedang meluap terhanyutlah dua buah belanga. Belanga yang pertama terbuat dari tanah liat, ia terombang-ambing diguncang arus sungai. Belanga yang kedua terbuat dari perunggu, karena terbuat dari logam maka meski ia terguncang kesana-kemari, tubuhnya tidak akan pecah.

Kemudian oleh belanga perunggu dilihatnya belanga pertama yang berusaha keras agar dirinya tidak membentur batu kali. Karena merasa kasihan maka didekatinya belanga tanah liat itu dengan maksud untuk melindunginya dari batu kali. Sementara itu si belanga tanah liat justru semakin menjauh karena ia takut dirinya akan celaka bila membentur si belanga perunggu. Melihat si belanga tanah liat menjauh, belangga perunggu justru berusaha semakin keras untuk mendekat, dia menggoyangkan tubuhnya lebih kencang lagi untuk menyusul belanga tanah liat. Dan tak dapat dielakkan lagi, keduanya bertabrakan hingga si belanga tanah liat menjadi pecah berkeping-keping karena tertabrak oleh belanga perunggu.

Ini salah satu cerita yang saya baca pada waktu saya masih TK, kalau tidak salah cerita ini dimuat di Bobo.

===Tahu Bobo kan?, anak kelinci yang bikin Batman ga bisa pake lambang 'B' didadanya karena udah diduluin dia ^_^===



Oke lah anda nggak harus tahu siapa itu Bobo karena cerita ini memang bukan tentang si Bobo. Inti dari cerita ini adalah keinginan untuk menolong. Hampir bisa dipastikan bila anda cukup manusiawi ^_^ anda pasti pernah menolong atau setidaknya ingin menolong orang lain.
Keinginan menolong orang lain memang baik, termasuk kegiatan yang terpuji dan mulia kata penataran P4. (Tentu saja jika menolong untuk hal yang baik)

Akan tetapi nggak selamanya niat baik anda menjadi sebuah kebaikan, contohnya pada cerita diatas. Lantas apakah dalam kehidupan sehari-hari hal seperti itu juga terjadi? Tentu saja, kadang perbuatan yang kita niatkan baik justru menyinggung atau mengganggu orang yang akan kita bantu, bahkan meskipun kita bukan sebuah belanga.

Ada banyak sebab yang menjadikan bantuan kita berubah menjadi sebuah gangguan, yang pertama adalah waktu atau timing. Misalnya pada waktu teman anda baru saja membeli makan, kemudian anda membantu menghabiskannya, ini jelas sebuah bantuan yang tidak diharapkan. Just kidding ^_^ maksud saya timing adalah misalnya teman anda baru saja tertimpa musibah, kemudian anda langsung menghampiri dengan maksud membantu, hal ini bagus jika memang teman anda membutuhkan bantuan sesegera mungkin. (kecemplung sumur misalnya, kan harus segera dibantu) sebaliknya ada juga masalah yang membuat kita membutuhkan waktu lebih untuk menyendiri, entah untuk berpikir, merenung ataupun sekedar menenangkan pikiran, misalnya jika habis putus dengan pasangan atau setelah sebuah pertengkaran.

Hal lain yang juga berpengaruh adalah posisi anda, seberapa dekat dan seberapa paham anda dengan orang yang akan anda bantu. Tentunya untuk hal ini dibutuhkan kesadaran dari diri anda apakah anda telah benar-benar dekat dan memahami orang yang akan anda bantu, sebab bila anda kurang paham tentunya niat baik anda tidak akan tersampaikan dengan maksimal. Anda juga harus tahu apakah anda adalah orang dekat baginya ataukah sekedar kenalan, teman, atau bahkan dia tidak kenal anda.

Terakhir yang perlu anda ketahui adalah apakah bantuan anda benar-benar dibutuhkan dan apakah bantuan anda akan membantu. Agak membingungkan yah @_@; Yah intinya adalah bantulah dengan bantuan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan, dan hal ini tidak hanya terbatas pada benda-benda tapi juga tindakan dan sikap. Perlu juga untuk diingat pada banyak kejadian empati lebih dibutuhkan daripada simpati, kadang anda tak perlu melakukan apapun, anda hanya perlu mencoba ikut merasakan tanpa harus bersikap pro atau kontra.

"Terkadang tidak berbuat apapun adalah juga sebuah bantuan"

2 comments:

  1. Anonymous9:06 AM

    setidaknya berdoa lah

    ReplyDelete
  2. Ya deh, didoain yg baik, jadi meskipun tangan kita tidak bisa membantu, hati kita udah ikut bantu

    ReplyDelete