30 November 2006

Antara Membaca dan Menulis

Dengan membuka blog ini berarti anda melakukan aktivitas membaca lebih dari sekedar kewajiban, tentu saja karena tidak ada yang mewajibkan anda membaca blog ini. Dengan demikian anda mungkin sama dengan saya yang menganggap bahwa membaca adalah sebuah kebutuhan bagi jiwa.Membaca pulalah yang menjadikan manusia masuk ke dalam golongan beradab. Bangsa-bangsa besar masa lampau seperti Cina, India, atau Mesir, dianggap sebagai pusat kebudayaan karena kemampuan mereka dalam hal membukukan catatan tentang keberadaan mereka. Pun tidak ketinggalan bangsa Arab yang mengalami kemajuan besar-besaran sejak turunnya ayat Al-Quran yang diawali dengan kata "Iqra" yang berarti "Bacalah".

Sedemikian hebatnya pengaruh kegiatan membaca dalam peradaban manusia. Namun perlu diingat bahwa membaca adalah sebuah akibat, akibat dari apa?, tentu saja akibat dari menulis. Menulislah yang menjadi awal dari kegiatan membaca, entah siapapun yang menulis,pasti kemudian tulisan itu akan dibaca, setidaknya oleh si penulisnya sendiri. Menulis seharusnya juga berada pada posisi yang sama dengan membaca, sayangnya budaya menulis itu sendiri masih kalah dengan budaya membaca. Masih banyak orang yang menulis karena keterpaksaan, karena keadaan, karena tugas, atau alasan-alasan lain. Bahkan bagi sebagian besar orang menulis juga merupakan sebuah kegiatan yang menyulitkan, sehingga buku tentang cara menulis masih terus beredar di pasaran. Bandingkan dengan buku "Membaca itu Mudah" misalnya ^_^

Saya seringkali mendengar keluhan teman-teman yang merasa kesulitan ketika mendapat tugas mengarang, mulai dari zaman Sekolah Dasar hingga saat tidak lagi bersekolah (kuliah maksudnya). Saya sendiripun pernah mengalami saat-saat dimana menulis menjadi sebuah kegiatan yang begitu menyusahkan, hal ini bukan melulu disebabkan karena tidak ada hal yang bisa dituangkan dalam bentuk tulisan, tapi juga karena kebingungan dalam memilih kata untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikiran.

Padahal menulis nggak cuma berfungsi sebagai sesuatu yang khusus atau spesial sehingga hanya perlu dilakukan untuk hal tertentu, menulis juga tidak bersifat esklusif sehingga hanya orang tertentu yang boleh menulis. Menulis boleh dan sebaiknya dilakukan oleh semua orang yang bisa dan mampu menulis.


--------Menulis apa?-----------


Menulis apa saja, apa yang anda alami, apa yang anda rasakan, anda lihat, APA SAJA!. Masih bingung untuk memulai?, mulailah dengan bertanya, terus bertanya, perbanyak pertanyaan anda. Setelah mendapat cukup banyak pertanyaan mulailah untuk menjawabnya.
Ehm... anda mungkin beranggapan bahwa ini sedikit membingungkan, kenapa mesti bertanya jika kita harus menjawabnya sendiri? Itulah yang disebut ber-'kontemplasi'.
Sebuah kegiatan untuk bertanya dan berdialog dengan diri kita sendiri, untuk mencari jawaban dari dalam diri kita sendiri. Berkontemplasi ini bukan hanya berguna dalam menulis fiksi atau hal-hal yang bersifat filosofis saja, berkontemplasi juga berguna untuk menggali ingatan-ingatan kita.

Setelah anda mulai menulis biasanya akan muncul pertanyaan "Untuk apa menulis?". Fungsi utama dari menulis adalah membukukan ide atau gagasan anda. Dan kalau anda masih nekat bertanya "Untuk apa dibukukan?" maka saya akan menjawab; Agar tidak lupa, agar ada catatan atau bukti tertulis tentang ide atau gagasan anda, agar ide atau gagasan anda bisa disampaikan kepada orang lain dengan lebih mudah, agar...,agar..., dan masih banyak lagi. Coba anda rasakan ketika anda sudah mulai lancar menulis, maksud saya lancar menuangkan pikiran anda dalam bentuk tulisan, kegiatan ini menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan dan tidak lagi membosankan. Menulis bukan hanya membantu anda menyalurkan ide-ide anda, menulis juga membuat anda lebih mudah berkomunikasi, lebih santai, lebih fresh dan jutaan manfaat lainnya.

Jadi kenapa tidak mulai menulis? Ada banyak media untuk menulis buku harian, jurnal, blog, atau bahkan dibukukan untuk kemudian disebarluaskan, silahkan saja ^_^


"Yang bisa, lakukanlah
Yang tidak bisa melakukan, ajarkanlah
Yang tidak bisa mengajar, dirikanlah sekolah
Yang tidak bisa mendirikan sekolah, menulislah"


"Menulis, untuk anak cucu kita"

No comments:

Post a Comment