07 November 2006

Mengumpat atawa Misuh

Sepertinya dalam keseharian kita pasti pernah kesal atau bahkan marah, kadang karena ada hal yang terjadi tak sesuai dengan apa yang kita harapkan, kadang ada seseorang yang bertingkah menyebalkan, dan masih ada seribu satu sebab yang lain. (Nggak usah dihitung beneran). Entah dijalan, dikantor, sekolah, kampus, pasar, atau dimanapun, kadang rasa kesal itu tiba-tiba nyelonong dihadapan kita. Dan bila itu terjadi maka bisa ada berbagai macam reaksi kita dalam menghadapinya, mulai dari marah-marah, mendiamkan, menangis mungkin, atau bisa juga mengumpat. Biasanya sih reaksi yang paling awal adalah mengumpat, kemudian marah-marah, dan selanjutnya terserah anda ^_^

Mengumpat biasanya sebuah kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan kata-kata kasar dan diucapkan dengan keras ataupun perlahan. Mengumpat seringkali menjadi sebuah reflek ketika sesuatu terjadi pada kita, terutama bila kejadian tersebut tidak menyenangkan. Entah umpatan tersebut ditujukan kepada orang lain, diri sendiri, makhluk lain (kecoa, tikus, dkk) atau bahkan pada benda-benda disekitar kita (kepada pintu yang telah menjepit jempol kaki kita mungkin ^_^).

Mengumpat jelas bukan sebuah kegiatan yang terpuji, maksud saya tidak anda yang memuji anda karena anda mengumpat kan?. Soal keburukannya jelas anda sudah cukup paham, mulai dari tidak sopan sampai soal buang-buang tenaga yang bahkan bisa memicu peperangan. Jadi disini saya ingin ngomong soal keuntungan dari mengumpat, tentu saja bukan sebagai sebuah pembelaan atau pembenaran atas tindakan ini, cuma sebuah cara pandang yang berbeda.

Secara fungsi mengumpat dapat menyalurkan kemarahan anda, hal ini juga dapat berfungsi mengurangi luapan emosi anda, maksudnya ialah dengan mengumpat maka anda bisa menunjukkan dan mengeluarkan kemarahan anda, meskipun (seringkali) ini adalah hal yang bodoh, karena justru akan memancing kemarahan yang lebih lanjut.

Selain soal memuaskan diri anda sendiri, mengumpat juga berfungsi untuk menunjukkan bahwa anda sedang marah atau kesal baik kepada orang yang bersangkutan maupun kepada orang disekitar anda. Tentu saja tujuannya adalah agar orang yang membuat anda kesal tahu bahwa dia telah melakukan sesuatu yang membuat anda marah, atau setidaknya anda bisa menunjukkan kepada orang disekitar anda bahwa telah ada seseorang yang membuat anda marah.

Mengumpat juga bisa berfungsi mengurangi rasa sakit, terutama bila rasa sakit itu datang karena kesalahan anda sendiri, kesetrum, kejepit pintu, dan berbagai hal-hal menyakitkan lainnya. Dapat mengurangi rasa sakit sebab pikiran anda menjadi tidak sepenuhnya terfokus pada rasa sakit tapi terbagi juga pada usaha untuk mengumpat.

Yahhh....sebenarnya masih banyak lagi alasan untuk mengumpat, tapi daripada nanti anda menganggap saya mencari pembenaran, mending udah aja ya...

Sebelum anda mengmpat mungkin sebaiknya anda ingat:

"Bahwa mengumpat lebih sering menambah masalah daripada menyelesaikannya"

No comments:

Post a Comment